Monday, April 2, 2018

Kekhasan dan Keistimewaan Bahasa Arab

Bahasa Arab ditulis dengan huruf Arab (Hijaiah) (Sumber: www.plukme.com)


Bahasa Arab (al-Lughah al-‘Arabiyyah) merupakan salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit serta berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo-Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur dibandingkan bahasa-bahasa lain dalam rumpun bahasa Semit. Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa pertama oleh lebih dari 280 juta orang yang sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi di 25 negara.
Bahasa Arab adalah bahasa yang istimewa. Bahasa ini digunakan sebagai bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai dalam Alquran. Bacaan-bacaan dalam salat yang dilakukan umat Islam juga menggunakan bahasa Arab. Berbeda dengan hampir semua bahasa lain di dunia, bahasa Arab memiliki abjad atau huruf (disebut huruf Hijaiah) yang cara menulisnya dari kanan ke kiri (abjad bahasa lain umumnya ditulis dari kiri ke kanan).
Berdasarkan penyebarannya, bahasa Arab percakapan memiliki banyak variasi (dialek). Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 subbahasa. Bahasa Arab baku (kadang-kadang disebut bahasa Arab sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan universitas serta digunakan dalam dunia kerja, pemerintahan, dan media massa. Bahasa Arab baku berasal dari bahasa Arab klasik, yang merupakan satu-satunya anggota rumpun bahasa Arab Utara Kuno yang saat ini masih digunakan. Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusastraan dan bahasa peribadatan Islam semenjak kurang lebih abad ke-6.
Bahasa Arab telah menyumbangkan banyak kosakata kepada bahasa-bahasa lain yang digunakan di negara-negara dan komunitas Islam, sama seperti sumbangan bahasa Latin kepada bahasa-bahasa Eropa. Pada Abad Pertengahan, bahasa Arab juga merupakan alat komunikasi utama dalam budaya, terutama dalam sains, matematika, dan filsafat. Hal ini menyebabkan banyak bahasa Eropa mendapat banyak sumbangan kosakata dari bahasa Arab.
Sebagaimana kosakata bahasa Eropa lain, kosakata bahasa Inggris banyak yang diserap dari bahasa Arab melalui bahasa Eropa lain, terutama Spanyol dan Italia. Kosakata Inggris yang diserap dari bahasa Arab, antara lain (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia), ‘gula’ (sukkar), ‘kapas’ (qutn), ‘majalah’ (makhzen), ‘aljabar’, ‘alkohol’, dan ‘zenith’.
(Sumber: Akhmad Zamroni, Artikulasi, http://caraelegan.blogspot.co.id/2016/12/keunikan-dan-keistimewaan-bahasa-arab.html, 25 Desember 2016)

KMS: Antara Kartu Menuju Sehat dan Kartu Menuju Sakaratulmaut

Grafik sakaratulmaut (Sumber: https://caraelok.blogspot.co.id)

Kita yang sudah berkeluarga dan punya anak (dan sebagian sudah punya cucu) pasti sudah paham dan hafal akan dunia anak-anak. Anak kita yang belum genap berumur 5 tahun lazim disebut balita (bawah lima tahun). Sebagai alat untuk memantau kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan tubuh si balita, kita biasanya mendapat sebuah kartu yang disebut KMS (kartu menuju sehat) dari klinik bersalin atau rumah sakit tempat si kecil dilahirkan.
Untuk kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya, balita harus rutin diberi ASI serta makanan dan minuman tambahan lain yang bergizi cukup dan seimbang. Sebulan sekali kita juga perlu membawanya ke posyandu atau puskesmas untuk diperiksa dan ditimbang berat badannya. Hasil pemeriksaan dan penimbangan akan diisikan pada KMS sebagai bahan untuk evaluasi dan menentukan langkah-langkah perawatan selanjutnya.
Selama kita rajin, tekun, disiplin, dan teratur melakukan semua hal di atas serta tak lalai memberikan kasih sayang yang cukup, kita tak perlu khawatir akan kesehatan serta masa depan pertumbuhan dan perkembangan balita kita. Sejauh kondisinya normal dan kita merawatnya dengan cara yang wajar dan standar, balita kita akan baik-baik saja, kecuali terjadi hal-hal yang berada di luar kuasa kita (force majeure). Dapat dipercaya, kita semua rasanya sudah melakukan tugas, tanggung jawab, dan kewajiban kita kepada balita-balita kita dengan baik.
Namun, sejalan dengan bertambahnya usia, diri kita sendiri ternyata telah atau mulai menjelma menjadi balita juga. Kita menjadi “balita” dalam bentuk yang lain, yakni ‘bawah lima puluh tahun’! Dan seperti halnya balita anak-anak kita, ternyata kita juga membutuhkan KMS dalam bentuk yang juga lain, yakni kartu menuju sakaratulmaut!
Seperti halnya balita anak, sebagai balita dewasa, kita juga membutuhkan perawatan untuk keperluan pengisian kartu menuju sakratulmaut. Akan tetapi, tidak seperti perawatan balita anak yang memerlukan peran orang tua, perawatan balita dewasa hampir sepenuhnya membutuhkan peran dan kesadaran diri sendiri dari yang bersangkutan. Dengan kata lain, sebagai balita dewasa, kita sendirilah yang melakukan perawatan diri untuk mengisi kartu menuju sakaratulmaut  milik kita.
Jika perawatan balita anak dilakukan agar kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya senantiasa menunjukkan grafik meningkat pada kartu menuju sehat, perawatan balita dewasa dilakukan agar keimanan dan ketakwaannya juga senantiasa menunjukkan indikasi meningkat pada kartu menuju sakaratulmaut. ASI serta makanan dan minuman tambahan yang bergizi cukup dan seimbang menjadi asupan wajib untuk peningkatan kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan balita anak. Namun, untuk balita dewasa, asupan mutlak yang tidak boleh ditinggalkan adalah ibadah agar keimanan dan ketakwaan pada kartu menuju sakaratulmaut secara progresif menunjukkan grafik peningkatan.
Sebagai balita dewasa (bawah lima puluh tahun), sudahkah kita melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengisi kartu menuju sakaratulmaut? Sudahkah kita menjalankan ibadah (wajib dan sunah) untuk memupuk keimanan dan ketakwaan agar grafiknya pada kartu menuju sakaratulmaut memperlihatkan perkembangan yang meningkat? Sudahkah kita menjalankan salat, puasa, zakat, haji, dan ibadah-ibadah lainnya dengan ajek, tertib, disiplin, konsisten, dan ikhlas untuk mendapatkan rida Allah sehingga perkembangan keimanan dan ketakwaan kita yang tampak pada kartu menuju sakaratulmaut meningkat dengan pesat dan mantap?
Pengisian kartu menuju sakaratulmaut akan ada batas akhirnya. Batas akhirnya tak lain adalah saat Dokter Sang Pemilik Hidup (Allah swt.) memerintahkan asistennya, Malaikat Maut, untuk mengambil nyawa kita. Tidak seperti kartu menuju sehat balita anak yang batas akhir pengisiannya dapat diperkirakan waktunya, hal yang sama pada kartu menuju sakaratulmaut sama sekali tidak bisa diduga. Detik ini, sepuluh menit yang akan datang, lima jam lagi, besok pagi, atau seminggu mendatang, batas akhir itu bisa sewaktu-waktu tiba.
Jika kita lalai mengisi kartu menuju sakaratulmaut dengan ibadah yang tekun, tertib, disiplin, konsisten, dan ikhlas sementara sakaratulmaut itu sendiri datang dengan sangat tiba-tiba, maka tak tertolong lagi, grafik keimanan dan ketakwaan pada kartu menuju sakaratulmaut kita bisa menurun atau bahkan menukik tajam ke bawah. Penurunan atau penukikan grafik ini, seperti dijanjikan oleh Dokter Sang Pemilik Hidup, tidak mengantarkan sang pemilik kartu menuju sakaratulmaut ke tempat penuh kenikmatan dan kenyamanan (surga), melainkan ke jurang kenistaan yang penuh dengan azab dan kesengsaraan (neraka).