Mohamed Salah (Sumber: http://acehtribunnews.com) |
Mohamed Salah merupakan nama yang fenomenal di Inggris,
Eropa, dan dunia selama paruh kedua tahun 2017 dan paruh pertama tahun 2018.
Pria asal Mesir, Afrika, ini sebenarnya adalah seorang pemain sepak bola
profesional yang bermain di kompetisi Liga Inggris (Premier League). Namun, berkat penampilannya di lapangan hijau yang
produktif dan mengesankan, serta karena kedermawanan, keramahan,
kerendahhatian, dan ketaatannya dalam menjalankan ibadah Islam, ia mencuat
menjadi figur publik yang memukau dan dikagumi banyak orang.
Mohamed Salah yang bermain untuk klub Liverpool, bahkan turut
mengubah persepsi atau pandangan masyarakat Inggris terhadap Islam. Mo Salah, demikian ia biasa
disapa, merupakan pesepak bola Muslim yang (dalam musim kompetisi
2017-2018) telah bermain cemerlang dan menakjubkan (untuk Liverpool) serta
memperlihatkan figurnya sebagai pemeluk Islam yang ramah dan simpatik sehingga
mempesona masyarakat Inggris, terutama pendukung Liverpoool. Sosok Mo
Salah menunjukkan bahwa tidak semua Muslim identik dengan
terorisme atau kekerasan seperti yang selama ini disalahartikan dan dipropagandakan
media-media Inggris dan Barat.
Selama
ini masyarakat Barat dan Inggris yang
non-Muslim dikenal memiliki persepsi atau anggapan negatif terhadap Islam. Kuatnya persepsi ini terutama
mencuat akibat seringnya terjadi tindak terorisme (yang
mengatasnamakan Islam) di berbagai negara di dunia. Anggapan itu makin tertanam
kuat setelah kelompok militan ISIS (yang juga mengatasnamakan Islam) melakukan
serangkaian teror sadis di Irak, Suriah,
dan beberapa negara Barat.
Akan tetapi, kepribadian, penampilan, dan kebiasaan Salah mulai mengubah citra Islam khususnya di
kalangan masyarakat Inggris yang non-Muslim. Berkat prestasi dan kepribadian
Salah yang banyak dipublikasikan media, Islam yang
sesungguhnya memang penuh kelembutan, kesantunan, dan perdamaian mulai kembali menemukan citranya
yang sejati. Salah dikenal sebagai seorang Muslim
yang taat beribadah. Penampilannya yang produktif dan
memukau di
lapangan hijau yang dibarengi dengan ketekunannya dalam
beribadah serta kesantunan, keramahan, dan keeleganannya menimbulkan simpati yang luas di
Inggris.
Permainannya yang brilian dengan
sejumlah umpan (assist) dan 44
gol yang dicetaknya di semua ajang kompetisi membawa
Liverpool finish di urutan keempat di Liga Primer Inggris
serta menjadi runner-up di Liga Champions 2017-2018. Ia juga menjadi
pencetak gol (top skor) terbanyak di Liga Inggris. Prestasi ini
membuat fans (penggemar) Liverpool dan orang Inggris
umumnya mengagumi dan menyayangi Salah. Liverpudlian, sebutan untuk fans
Liverpool, pun kemudian membuat chant (yel-yel) baru khusus untuk Mohamed
Salah. Chant itu berbunyi sebagai berikut.
Jika
Tuhanmu cukup baik untukmu
Tuhanmu
cukup baik untukku
Jika
kamu mencetak beberapa gol lagi
Lalu aku
akan menjadi Muslim juga!
Jika
Tuhanmu cukup baik untukmu
Tuhanmu
cukup baik untukku
Duduk
di masjid bersamamu
Itulah
tempat yang ingin aku tuju!
Chant itu menunjukkan keterpesonaan dan
bahkan ketertarikan untuk menjadikan Mo Salah sebagai panutan. Ditambah dengan
penampilan cemerlang seorang rekan setimnya di Liverpool yang
juga seorang Muslim, yakni Sadio Mane, Salah berhasil
mengubah pandangan masyarakat Inggris dari yang semula fobia (takut yang tak beralasan) terhadap Islam menjadi
mulai lunak dan menghargai Muslim. Munculnya chant di atas tak lepas dari
perilaku santun dan religius Mohamed
Salah yang kerap disorot media. Mohamed Salah melakukan sujud
syukur setiap kali sehabis mencetak gol. Mohamed Salah mendapat julukan The Pharaoh atau The Egyptian King karena
dia berasal dari Mesir, negara yang masyoritas penduduknya beragaman Islam
serta negara yang dikenal sebagai salah satu center of excellence Islam
dunia.
Fans
merasa bahwa Tuhan yang dipercaya Mo Salah, yakni Allah swt., telah membantu
Mohamed Salah selama pertandingan membela
Liverpool.
Agama (Islam) yang dianut Mo Salah telah membuatnya menjadi pribadi yang menonjol dan inspiratif seperti
sekarang ini. Hal ini membuat fans dan suporter Liverpool
khususnya serta
penggemar sepak bola Inggris umumnya menaruh rasa hormat dan sayang terhadapnya, padahal selama ini
mereka dikenal
memiliki perilaku yang buruk dan rasis.
Salah
juga biasa melakukan kegiatan amal di luar sepak
bola. Beberapa kegiatan sosial yang dilakukan Mo Salah
juga mengundang decak kagum penggemarnya. Misalnya saja, ia terkenal
suka bersedekah untuk orang-orang yang hidupnya kekurangan.
Dia juga beberapa kali tertangkap kamera tengah membaca
Alquran atau membawa Alquran
setiap kali pergi.
Mo Salah pernah menyumbangkan dana sekitar
Rp 9,3 miliar untuk penyediaan alat pengobatan kanker. Ia
juga menyumbang dana Rp 3,5 miliar untuk pernikahan massal 70 pasangan di kota
asalnya. Setiap bulan, ia rutin menyisihkan dana Rp 40 juta untuk menyantuni fakir
miskin di Mesir. Satu gol yang dia cetak bernilai seekor sapi yang disembelih
dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin, Hal ini dilakukannya sebagai tanda
syukurnya (kepada Allah swt.).
Berbagai
serangan terorisme yang mengatasnamakan Islam mungkin telah membuat citra Islam
menjadi buruk. Hal serupa juga mungkin menghilangkan kepercayaan masyarakat
dunia terhadap Islam. Namun, Mohamed Salah berhasil mengubahnya dengan prestasi
yang dia tunjukkan. Bukan tidak mungkin pula, jika Salah mampu mempertahankan
prestasi berikut citra dirinya sebagai Muslim yang taat beribadah, santun,
ramah, simpatik, dan gemar beramal, banyak orang Inggris khususnya dan orang
Barat umumnya akan mengikuti jejak keyakinan religiusnya sebagai Muslim (alias
menjadi mualaf).
No comments:
Post a Comment